Saung Cepot di Saung Incu: Sinergi Zakat dan Budaya Sunda untuk Keluarga Yatim di Cianjur
![]() |
Dokumentasi Foto oleh Pasundan Today/Anggi maulana |
CIANJUR, PASUNDAN TODAY – Acara bertajuk “Zakat for Orphan Family’s House (ZAKSPOFH)” yang didukung oleh zakat dari komunitas Muslim di Inggris, BPBD Kabupaten Cianjur, dan Desa Cintaasih sukses diselenggarakan di Cianjur pada 29 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh Direktur Islamic Relief, Tufail Hussein, serta pejabat penting daerah, termasuk Bupati Cianjur Muhamad Wahyu Ferdian dan Wakil Bupati terpilih Ramzi Geys Thebe yang akan mulai menjabat pada 10 Februari 2025 untuk masa periode 2024-2030.
Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan bantuan rumah gratis untuk keluarga yatim, sebuah inisiatif mulia yang menjadi bentuk nyata kepedulian umat Muslim terhadap kaum yang membutuhkan. Selain memberikan manfaat sosial, acara ini juga menjadi ajang pelestarian budaya lokal yang sarat nilai luhur.
![]() |
|
|
Dalam acara tersebut, penonton disuguhkan pertunjukan seni budaya Sunda, termasuk wayang golek dan tari tradisional. Andi Biantara AS tampil sebagai dalang yang membawakan cerita dengan penuh kreativitas, sementara Wina Winarsih memukau penonton dengan tarian khas Sunda.
Menariknya, wayang golek yang ditampilkan telah dimodifikasi sesuai tren masa kini. Modifikasi ini terbukti mampu menarik minat generasi milenial yang selama ini cenderung kurang terpapar budaya tradisional. Sosok Cepot, karakter ikonik dalam wayang golek, tetap menjadi pusat perhatian sebagai simbol rakyat yang menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Peran Cepot sebagai fasilitator komunikasi ini relevan dengan kondisi sosial masyarakat modern.
Menurut Dr. Abah Ruskawan, wayang yang kini dikenal sebagai “wayang WiFi” memiliki potensi besar untuk digunakan oleh instansi pemerintah dan lembaga dalam mensosialisasikan program-program mereka. “Wayang ini bisa membahas berbagai topik, mulai dari kebudayaan hingga edukasi publik,” ujar Dr. Abah Ruskawan
![]() |
|
|
Wayang golek bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Sejak zaman dahulu, wayang telah digunakan sebagai media penyebaran agama Islam. Seiring perkembangan zaman, fungsinya meluas menjadi media sosialisasi berbagai isu sosial dan kebudayaan.
“Wayang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya banyak, sehingga tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran yang mendalam bagi manusia,” jelas Andi Biantara AS.
Ia juga menyampaikan harapannya agar wayang semakin dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Harapannya, generasi milenial semakin mencintai budaya Sunda yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai luhur,” tambahnya.
Acara ini menjadi momentum penting untuk menguatkan sinergi antara zakat dan pelestarian budaya.
Acara ZAKSPOFH tidak hanya menjadi simbol kepedulian sosial melalui zakat, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Sunda kepada generasi muda dan dunia internasional.
Penulis: Nurandalas K
Share this content:
Post Comment