42% Guru Terjerat Pinjol: Tantangan bagi Pemerintah dalam Menjaga Kesejahteraan Pendidik
SUKABUMI, PASUNDAN TODAY – Data terbaru dari finansial.bisnis mengungkap fakta mengejutkan: guru menjadi kelompok profesi yang paling banyak terjerat pinjaman online (pinjol) dengan persentase mencapai 42%. Temuan ini menimbulkan keprihatinan mengingat peran penting guru dalam mendidik generasi bangsa.
Berdasarkan data tersebut, profesi lain yang juga terdampak pinjol adalah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan persentase 21%, ibu rumah tangga 18%, karyawan 9%, pelajar/ojol 6%, dan pedagang 4%.
Kabar menggelisahkan juga terdengar dari Kabupaten dan Kota Sukabumi. Data yang dihimpun oleh di Litbang Pasundan Today menunjukkan tren yang serupa di wilayah tersebut. Persentase guru yang terjerat pinjol di Sukabumi diperkirakan mencapai 39% data yang dikumpulkan oleh litbang Pasundan Today dengan korespondent 500 orang, mencerminkan bahwa masalah ini juga menjadi perhatian serius di wilayah Sukabumi.
Berdasarkan data tersebut, profesi lain yang juga terdampak pinjol adalah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan persentase 21%, ibu rumah tangga 18%, karyawan 9%, pelajar/ojol 6%, dan pedagang 4%.
Kabar menggelisahkan juga terdengar dari Kabupaten dan Kota Sukabumi. Data yang dihimpun oleh di Litbang Pasundan Today menunjukkan tren yang serupa di wilayah tersebut. Persentase guru yang terjerat pinjol di Sukabumi diperkirakan mencapai 39% data yang dikumpulkan oleh litbang Pasundan Today dengan korespondent 500 orang, mencerminkan bahwa masalah ini juga menjadi perhatian serius di wilayah Sukabumi.
Data ini menunjukkan kerentanan finansial yang dialami berbagai kalangan, termasuk mereka yang mungkin dianggap memiliki pendapatan stabil seperti guru. Kondisi ekonomi yang sulit dan akses mudah ke pinjol diduga menjadi faktor utama yang mendorong fenomena ini.
Fakar Ekonomi Lokal Wibowo Hadi Kusumah, M.Si dan juga mantan direktur BPR Sukabumi menjelaskan sangat mengherankan mengapa guru menjadi korban terbanyak. “Ini menunjukkan bahwa masalah pinjol tidak hanya mengenai kurangnya literasi keuangan tetapi juga perlu ditinjau dari sisi ketahanan finansial guru itu sendiri,” ujar Wibowo Hadi Kusumah, M.Si
Perlu adanya edukasi dan solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah dan lembaga terkait harus meningkatkan literasi keuangan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat agar tidak terjerat pinjol. Solusi lainnya adalah mencari alternatif pembiayaan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan bagi guru dan kelompok rentan lainnya.
Wibowo menambahkan, “Selain edukasi, kita juga perlu memperhatikan aspek psikologis korban pinjol. Banyak yang merasa tertekan dan takut untuk mengungkapkan masalah yang mereka hadapi. Oleh karena itu, perlu ada program pendampingan yang terintegrasi yang tidak hanya fokus pada aspek finansial tetapi juga menangani aspek psikologis dan hukum.”
Fakar Ekonomi Lokal Wibowo Hadi Kusumah, M.Si dan juga mantan direktur BPR Sukabumi menjelaskan sangat mengherankan mengapa guru menjadi korban terbanyak. “Ini menunjukkan bahwa masalah pinjol tidak hanya mengenai kurangnya literasi keuangan tetapi juga perlu ditinjau dari sisi ketahanan finansial guru itu sendiri,” ujar Wibowo Hadi Kusumah, M.Si
Perlu adanya edukasi dan solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah dan lembaga terkait harus meningkatkan literasi keuangan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat agar tidak terjerat pinjol. Solusi lainnya adalah mencari alternatif pembiayaan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan bagi guru dan kelompok rentan lainnya.
Wibowo menambahkan, “Selain edukasi, kita juga perlu memperhatikan aspek psikologis korban pinjol. Banyak yang merasa tertekan dan takut untuk mengungkapkan masalah yang mereka hadapi. Oleh karena itu, perlu ada program pendampingan yang terintegrasi yang tidak hanya fokus pada aspek finansial tetapi juga menangani aspek psikologis dan hukum.”
Share this content:
Post Comment