Ayep Zaki dan Babe Haikal Sepakat: Sukabumi Bidik Gelar Kota Wakaf dan Pusat Sertifikasi Halal
SUKABUMI, PASUNDAN TODAY – Kolaborasi untuk memajukan Kota Sukabumi terus digalang. Wali Kota terpilih, Ayep Zaki, bersama Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Republik Indonesia, Dr. Ir. Ahmad Haikal Hassan Baras MMT (Babe Haikal), sepakat menjadikan Kota Sukabumi sebagai pusat wakaf dan pusat sertifikasi halal.
Dalam pertemuan silaturahmi di kediaman Ayep Zaki di Jalan Pelabuhan 2, Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (23/1/2025), keduanya mengungkapkan visi yang sama untuk memajukan Kota Sukabumi melalui gerakan wakaf dan sertifikasi halal.
Ayep Zaki mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut membahas dua agenda besar yang dapat membawa perubahan signifikan bagi Sukabumi. Pertama, menjadikan Sukabumi sebagai pusat wakaf di Indonesia dan kedua, memperkuat sertifikasi halal bagi pelaku usaha lokal. Ayep bahkan meminta Babe Haikal untuk menjadi penasihat di Nadzir Wakaf Lembaga Wakaf Doa Bangsa.
“Alhamdulillah, Babe Haikal menyetujui. Sukabumi insyaallah menjadi kota wakaf, terutama dalam hal wakaf uang,” terang Ayep Zaki.
Dalam hal sertifikasi halal, Ayep Zaki menegaskan pentingnya peran Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) Doa Bangsa dalam mendampingi UKM lokal. Menurutnya, langkah ini dapat mempercepat proses sertifikasi produk halal, membuka peluang besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang.
Menanggapi inisiatif ini, Babe Haikal menyatakan apresiasinya dan memandang gerakan wakaf di Sukabumi berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Pak Wali sudah berhasil menggerakkan masyarakat hingga hampir terkumpul dana wakaf mencapai Rp1 miliar. Ini luar biasa banyak. Negara maju, karena mengelola wakaf dengan baik, seperti Saudi, Jordan, bahkan Pakistan,” ungkapnya.
Sebagai langkah awal, Babe Haikal mengajak seluruh elemen untuk mendukung upaya baik dari Ayep Zaki. Ia berencana membagikan edukasi tentang wakaf melalui majelis taklimnya. Ia percaya gerakan ini harus dimulai dari bawah, sebagai gerakan bottom-up dimulai dari Sukabumi sebagai Kota Wakaf.
Share this content:
Post Comment