Mengkritisi Kualifikasi Bupati dalam Memilih Calon Direktur Utama BPR: Apakah Pengalaman Sebagai Staf Cukup untuk Memimpin?

Sukabumi, PASUNDAN TODAY – Kehadiran seorang Direktur Utama yang berkualitas dan kompeten sangat penting dalam menjaga kelancaran operasional BUMD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sukabumi. Namun, dalam proses pemilihan calon Direktur Utama, Bupati Sukabumi harus mengambil pendekatan yang kritis dan objektif untuk memastikan bahwa calon yang dipilih benar-benar memiliki kualitas yang diperlukan.
 
Pemilihan seorang Direktur Utama tidak boleh dilakukan secara sembrono atau didasarkan pada pertimbangan politik atau kepentingan pribadi. Bupati Sukabumi harus menilai setiap calon dengan kritis, mempertimbangkan pengalaman, kompetensi, dan rekam jejak mereka dalam memimpin dan mengelola lembaga keuangan.
 
Menurut Pengamat Ekonomi Wahyu Satriani, S.M,.M.M menjelaskan, Bupati Sukabumi harus memastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara transparan dan adil. “Semua calon harus dievaluasi berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif, tanpa adanya preferensi atau diskriminasi yang tidak adil. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap proses pemilihan tersebut.”Ujarnya
 
Lebih lanjut, Bupati Sukabumi harus melibatkan pihak-pihak yang kompeten dan independen dalam proses seleksi. Pendapat dan masukan dari para ahli dan profesional di bidang perbankan
 Mereka dapat membantu dalam menilai kualifikasi dan kemampuan calon Direktur Utama secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan hasil dari evaluasi yang komprehensif dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau politik.”Ungkapnya
 
Wahyu juga menjelaskan dalam memilih calon Direktur Utama, Bupati Sukabumi juga harus mempertimbangkan kemampuan calon untuk memimpin dengan integritas dan menghindari konflik kepentingan. 
“Seorang Direktur Utama yang dapat menjaga independensi dan profesionalisme dalam mengambil keputusan akan memberikan kepercayaan kepada nasabah dan masyarakat.”Ujarnya
 
Dengan pendekatan yang kritis dan objektif dalam memilih Direktur Utama BPR Sukabumi, Bupati Sukabumi akan menunjukkan komitmen untuk menjaga kualitas dan integritas lembaga keuangan tersebut. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada evaluasi yang teliti dan tidak terpengaruh oleh faktor politik atau kepentingan pribadi. Hanya dengan cara ini, BPR Sukabumi dapat berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
“Tentu saja, jika calon-calon yang mendaftar hanya memiliki pengalaman sebagai staf di BPR, hal tersebut mungkin menjadi kendala di internal. Sebagai seorang Direktur Utama, tanggung jawabnya sangat besar dalam mengelola perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, memiliki pengalaman yang luas dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek bisnis dan keuangan menjadi sangat penting.”Tuturnya
Kehadiran Direktur Utama (Dirut) di BPR Sukabumi adalah bahwa Dirut tersebut harus memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mempelajari dan mengimplementasikan POJK No. 4/POJK.03/2015, yang meliputi prinsip-prinsip krusial seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan. Selain itu, juga sangat penting bagi Dirut untuk benar-benar memahami dan menerapkan SEOJK No. 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dan POJK No. 62/POJK.03/2020 tentang BPR, serta UU No. 4/2023 tentang Perusahaan Penjamin Simpanan dan Kepailitan.
 
Peran Dewan Pengawas (Komite) dan Direksi sangatlah krusial dalam mengawasi pengelolaan perusahaan oleh Direksi, dan mereka harus memastikan bahwa perusahaan menjalankan tata kelola yang baik. Dalam konteks perusahaan jasa keuangan seperti BPR, 
“Jadi sangat penting bagi Dirut untuk memiliki kompetensi yang luas di berbagai bidang, karena mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap operasional perusahaan. Sementara itu, direktur bertindak sebagai pendukung, dan strategi perusahaan sepenuhnya terletak pada tangan Dirut.”Ungkapnya
 
Namun, perlu diingat bahwa dalam proses seleksi calon Dirut, tidak hanya pengalaman yang menjadi faktor penentu. Kriteria lain seperti kompetensi, kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, dan potensi untuk berkembang juga harus dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus, seseorang dengan pengalaman sebagai staf yang memiliki kualitas kepemimpinan dan potensi yang kuat dapat berhasil dalam peran sebagai Direktur Utama.
 
Penting bagi tim seleksi dan Dewan Pengawas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap setiap calon, termasuk melihat kemampuan mereka untuk belajar dan tumbuh dalam peran baru. Dalam beberapa situasi, pelatihan dan pengembangan tambahan juga dapat membantu calon-calon yang berpotensi untuk mengisi peran Direktur Utama dengan baik.
 
Kabar yang didapatkana oleh team Pasundantoday.com bahwa 3 calon Direktur merupakan Staf dari BPR, Meskipun demikian pengalaman hanya sebagai staf BPR dapat menjadi kendala, itu bukanlah faktor tunggal yang menentukan. Kemampuan, kepemimpinan, dan potensi calon juga harus dipertimbangkan secara menyeluruh dalam proses seleksi.
Perlu di ingat mengenai staf yang menjadi kendala di internal ketika menjadi calon Direktur Utama adalah bahwa meskipun mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam operasional BPR, mereka mungkin menghadapi beberapa tantangan dalam mengambil peran kepemimpinan yang lebih tinggi.
 
Menanggapi hal tersebut Wahyu menanggapi hal tersebut akan menjadi Salah satu kendala yang mungkin timbul adalah perubahan peran dan tanggung jawab yang signifikan. 

“Sebagai seorang staf, mereka biasanya fokus pada tugas-tugas operasional sehari-hari, sedangkan sebagai Direktur Utama, mereka akan memiliki tanggung jawab yang lebih luas dalam mengambil keputusan strategis, mengelola tim, dan mengarahkan arah perusahaan. Proses adaptasi ini mungkin membutuhkan waktu dan dukungan yang tepat.”Katanya
 
Selain itu, Direktur Utama juga mungkin menghadapi tantangan dalam membangun kredibilitas dan mendapatkan dukungan dari tim manajemen dan karyawan lainnya. Persepsi mereka sebagai mantan staf dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang kemampuan kepemimpinan mereka. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk membuktikan kemampuan dan kompetensi mereka dalam peran baru ini.
 
Untuk mengatasi kendala ini, menurut Wahyu. Penting bagi calon staf yang menjadi Direktur Utama untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang sesuai untuk memperkuat keterampilan kepemimpinan mereka. 
“Mereka juga perlu membangun hubungan yang baik dengan tim manajemen dan karyawan lainnya, serta mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan strategis dan mengelola perubahan.”
 
Dalam kesimpulannya, meskipun calon staf yang menjadi Direktur Utama mungkin menghadapi beberapa kendala di internal, dengan dukungan yang tepat dan kemauan untuk belajar dan berkembang, mereka memiliki potensi untuk mengatasi tantangan tersebut dan menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola BPR.
“Sementara jika tidak ada Direktur Utama yang tersedia, langkah yang baik adalah memastikan bahwa Direktur yang berada di bawah Direktur Utama memiliki kemampuan dan kualifikasi yang memadai untuk mengisi kekosongan tersebut sementara waktu. Dalam situasi seperti ini, Direktur yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu dalam perusahaan dapat mengambil tanggung jawab tambahan untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan.”Ujarnya
 
Penting untuk memilih Direktur yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas tentang berbagai aspek bisnis dan keuangan, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Mereka harus mampu mengambil keputusan strategis dan menjalankan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh Direktur Utama.
 
Selain itu, Lanjut Wahyu. Komunikasi yang efektif dan kolaborasi yang baik antara Direktur yang mengisi kekosongan sementara dan tim manajemen lainnya juga sangat penting. Hal ini akan memastikan bahwa tanggung jawab dan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh Direktur Utama dapat dilaksanakan dengan baik selama periode kekosongan.
 
Penting untuk diingat bahwa pengisian kekosongan sementara haruslah sementara dan segera dicari pengganti yang tepat untuk posisi Direktur Utama. Proses seleksi yang cermat dan komprehensif harus dilakukan untuk memastikan bahwa calon Direktur Utama yang baru memiliki kemampuan dan kualifikasi yang sesuai untuk memimpin perusahaan dengan sukses.
 
“Dalam situasi kekosongan Direktur Utama, stabilitas dan kelancaran operasional perusahaan harus tetap menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah yang tepat harus diambil untuk memastikan hal tersebut.”Tutupnya

Share this content:

Mengkritisi Kualifikasi Bupati dalam Memilih Calon Direktur Utama BPR: Apakah Pengalaman Sebagai Staf Cukup untuk Memimpin?

Sukabumi, PASUNDAN TODAY – Kehadiran seorang Direktur Utama yang berkualitas dan kompeten sangat penting dalam menjaga kelancaran operasional BUMD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sukabumi. Namun, dalam proses pemilihan calon Direktur Utama, Bupati Sukabumi harus mengambil pendekatan yang kritis dan objektif untuk memastikan bahwa calon yang dipilih benar-benar memiliki kualitas yang diperlukan.
 
Pemilihan seorang Direktur Utama tidak boleh dilakukan secara sembrono atau didasarkan pada pertimbangan politik atau kepentingan pribadi. Bupati Sukabumi harus menilai setiap calon dengan kritis, mempertimbangkan pengalaman, kompetensi, dan rekam jejak mereka dalam memimpin dan mengelola lembaga keuangan.
 
Menurut Pengamat Ekonomi Wahyu Satriani, S.M,.M.M menjelaskan, Bupati Sukabumi harus memastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara transparan dan adil. “Semua calon harus dievaluasi berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif, tanpa adanya preferensi atau diskriminasi yang tidak adil. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap proses pemilihan tersebut.”Ujarnya
 
Lebih lanjut, Bupati Sukabumi harus melibatkan pihak-pihak yang kompeten dan independen dalam proses seleksi. Pendapat dan masukan dari para ahli dan profesional di bidang perbankan
 Mereka dapat membantu dalam menilai kualifikasi dan kemampuan calon Direktur Utama secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan hasil dari evaluasi yang komprehensif dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau politik.”Ungkapnya
 
Wahyu juga menjelaskan dalam memilih calon Direktur Utama, Bupati Sukabumi juga harus mempertimbangkan kemampuan calon untuk memimpin dengan integritas dan menghindari konflik kepentingan. 
“Seorang Direktur Utama yang dapat menjaga independensi dan profesionalisme dalam mengambil keputusan akan memberikan kepercayaan kepada nasabah dan masyarakat.”Ujarnya
 
Dengan pendekatan yang kritis dan objektif dalam memilih Direktur Utama BPR Sukabumi, Bupati Sukabumi akan menunjukkan komitmen untuk menjaga kualitas dan integritas lembaga keuangan tersebut. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada evaluasi yang teliti dan tidak terpengaruh oleh faktor politik atau kepentingan pribadi. Hanya dengan cara ini, BPR Sukabumi dapat berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
“Tentu saja, jika calon-calon yang mendaftar hanya memiliki pengalaman sebagai staf di BPR, hal tersebut mungkin menjadi kendala di internal. Sebagai seorang Direktur Utama, tanggung jawabnya sangat besar dalam mengelola perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, memiliki pengalaman yang luas dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek bisnis dan keuangan menjadi sangat penting.”Tuturnya
Kehadiran Direktur Utama (Dirut) di BPR Sukabumi adalah bahwa Dirut tersebut harus memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mempelajari dan mengimplementasikan POJK No. 4/POJK.03/2015, yang meliputi prinsip-prinsip krusial seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan. Selain itu, juga sangat penting bagi Dirut untuk benar-benar memahami dan menerapkan SEOJK No. 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dan POJK No. 62/POJK.03/2020 tentang BPR, serta UU No. 4/2023 tentang Perusahaan Penjamin Simpanan dan Kepailitan.
 
Peran Dewan Pengawas (Komite) dan Direksi sangatlah krusial dalam mengawasi pengelolaan perusahaan oleh Direksi, dan mereka harus memastikan bahwa perusahaan menjalankan tata kelola yang baik. Dalam konteks perusahaan jasa keuangan seperti BPR, 
“Jadi sangat penting bagi Dirut untuk memiliki kompetensi yang luas di berbagai bidang, karena mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap operasional perusahaan. Sementara itu, direktur bertindak sebagai pendukung, dan strategi perusahaan sepenuhnya terletak pada tangan Dirut.”Ungkapnya
 
Namun, perlu diingat bahwa dalam proses seleksi calon Dirut, tidak hanya pengalaman yang menjadi faktor penentu. Kriteria lain seperti kompetensi, kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, dan potensi untuk berkembang juga harus dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus, seseorang dengan pengalaman sebagai staf yang memiliki kualitas kepemimpinan dan potensi yang kuat dapat berhasil dalam peran sebagai Direktur Utama.
 
Penting bagi tim seleksi dan Dewan Pengawas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap setiap calon, termasuk melihat kemampuan mereka untuk belajar dan tumbuh dalam peran baru. Dalam beberapa situasi, pelatihan dan pengembangan tambahan juga dapat membantu calon-calon yang berpotensi untuk mengisi peran Direktur Utama dengan baik.
 
Kabar yang didapatkana oleh team Pasundantoday.com bahwa 3 calon Direktur merupakan Staf dari BPR, Meskipun demikian pengalaman hanya sebagai staf BPR dapat menjadi kendala, itu bukanlah faktor tunggal yang menentukan. Kemampuan, kepemimpinan, dan potensi calon juga harus dipertimbangkan secara menyeluruh dalam proses seleksi.
Perlu di ingat mengenai staf yang menjadi kendala di internal ketika menjadi calon Direktur Utama adalah bahwa meskipun mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam operasional BPR, mereka mungkin menghadapi beberapa tantangan dalam mengambil peran kepemimpinan yang lebih tinggi.
 
Menanggapi hal tersebut Wahyu menanggapi hal tersebut akan menjadi Salah satu kendala yang mungkin timbul adalah perubahan peran dan tanggung jawab yang signifikan. 

“Sebagai seorang staf, mereka biasanya fokus pada tugas-tugas operasional sehari-hari, sedangkan sebagai Direktur Utama, mereka akan memiliki tanggung jawab yang lebih luas dalam mengambil keputusan strategis, mengelola tim, dan mengarahkan arah perusahaan. Proses adaptasi ini mungkin membutuhkan waktu dan dukungan yang tepat.”Katanya
 
Selain itu, Direktur Utama juga mungkin menghadapi tantangan dalam membangun kredibilitas dan mendapatkan dukungan dari tim manajemen dan karyawan lainnya. Persepsi mereka sebagai mantan staf dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang kemampuan kepemimpinan mereka. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk membuktikan kemampuan dan kompetensi mereka dalam peran baru ini.
 
Untuk mengatasi kendala ini, menurut Wahyu. Penting bagi calon staf yang menjadi Direktur Utama untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang sesuai untuk memperkuat keterampilan kepemimpinan mereka. 
“Mereka juga perlu membangun hubungan yang baik dengan tim manajemen dan karyawan lainnya, serta mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan strategis dan mengelola perubahan.”
 
Dalam kesimpulannya, meskipun calon staf yang menjadi Direktur Utama mungkin menghadapi beberapa kendala di internal, dengan dukungan yang tepat dan kemauan untuk belajar dan berkembang, mereka memiliki potensi untuk mengatasi tantangan tersebut dan menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola BPR.
“Sementara jika tidak ada Direktur Utama yang tersedia, langkah yang baik adalah memastikan bahwa Direktur yang berada di bawah Direktur Utama memiliki kemampuan dan kualifikasi yang memadai untuk mengisi kekosongan tersebut sementara waktu. Dalam situasi seperti ini, Direktur yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu dalam perusahaan dapat mengambil tanggung jawab tambahan untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan.”Ujarnya
 
Penting untuk memilih Direktur yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas tentang berbagai aspek bisnis dan keuangan, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Mereka harus mampu mengambil keputusan strategis dan menjalankan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh Direktur Utama.
 
Selain itu, Lanjut Wahyu. Komunikasi yang efektif dan kolaborasi yang baik antara Direktur yang mengisi kekosongan sementara dan tim manajemen lainnya juga sangat penting. Hal ini akan memastikan bahwa tanggung jawab dan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh Direktur Utama dapat dilaksanakan dengan baik selama periode kekosongan.
 
Penting untuk diingat bahwa pengisian kekosongan sementara haruslah sementara dan segera dicari pengganti yang tepat untuk posisi Direktur Utama. Proses seleksi yang cermat dan komprehensif harus dilakukan untuk memastikan bahwa calon Direktur Utama yang baru memiliki kemampuan dan kualifikasi yang sesuai untuk memimpin perusahaan dengan sukses.
 
“Dalam situasi kekosongan Direktur Utama, stabilitas dan kelancaran operasional perusahaan harus tetap menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah yang tepat harus diambil untuk memastikan hal tersebut.”Tutupnya

Share this content:

Post Comment