Mewujudkan RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dalam Konteks Business Continuity dan Resilience Management

SUKABUMI – Sebagai rumah sakit yang menjadi kebanggaan Masyarakat Sukabumi, RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi terus berupaya dalam rangka menjalankan amanat UU 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Salah satunya adalah penerapan tatakelola rumah sakit yang baik (good corporate governance) dan tatakelola klinik yang baik (good clinical governance). Hikmah dibalik temuan BPK yang saat ini masih marak disoroti masyarakat atau netizen media sosial menjadi momentum untuk rumah sakit agar terus berupaya melakukan perbaikan di masa yang akan datangm
Beberapa strategi yang dilaksanakan adalah menjaga cohesiveness (kebersamaan), menjalin kebersamaan seluruh civitas hospitalia rumah sakit. Baik antara professional pemberi asuhan (PPA) dengan manajemen maupun rumah akit dengan pihak-pihak eksternal.
Hal itu tiada lain guna meningkatkan transparansi pengelolaan rumah sakit serta meningkatkan akuntabilitas kinerja karyawan yang lebih professional lagi.
Pengertian Business Continuity & Resilience Management adalah bagaimana pengelolaan rumah sakit untuk tetap mampu bertahan dalam berbagai dinamika dan kondisi apapun.
Plt Direktur RSUD R. Syamsudin SH, Yayan Rusyandi bersama jajaran untuk mencapai keberhasilan pengelolaan rumah sakit terus berupaya lebih baik lagi dalam memberikan kualitas pelayanan kepada pasien melalui petugas dan dokter dokter yang professional.
“Ya, karena kunci keberhasilan pengelolaan rumah sakit adalah kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat semakin baik. Bagaiamana pengalaman pasien dan keluarganya saat dilayani di rumah sakit ini yang harus terus diperbaiki sebagai bagian dari continuous quality improvement,” kata Yanyan kepada wartawan, Senin (22/7).
Lajut Yanyan, kondisi saat ini terkait dengan masih banyaknya keluhan terhadap pelayanan di rumah sakit, semua senantiasa direspon dalam konteks corrective action (perbaikan saat ini) dan preventive action (pencegahan jangan sampai keluhan yang sama terjadi lagi).
“Ini tidak dapat dilaksanakan bila belum terjadi trust antar semua komponen di rumah sakit,” imbuhnya.
Dalam beberapa bulan saat ini kebersamaan dalam pengelolaan rumah sakit antara manajamen dan jajaran dokter, perawat, bidan dan prosfesional lainnya menjadi focus kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus.
“Tugas kita adalah memaksimalkan ikhtiar, hasilnya Masyarakat lah yang melakukan penilaian. Dan kita harus yakin Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) yang menilai semua perbuatan kita semua,” tutupnya.

Share this content:

Post Comment