“Pemerintah Diam, Anak Kami Terancam!” Protes Warga Soal Tower BTS Memanas!

AVvXsEiTmhwAltXP7cw6IiAqnp4e3xXSvqDgpGySDAozprF20_B6H4ZklrLrVrQXyPf0PevQ1G-c1JntJj6TyVTf7aIQbmXczKmK1xvVuVM9Og6Q50K248-dajGvAPdjjeb9lAmK8FIYicDgc_7bwk-ZtwcasRA9CGcdbqFrIYGwlaxhrz_MjNNfeJr-74DSWZs=w225-h400 "Pemerintah Diam, Anak Kami Terancam!"  Protes Warga Soal Tower BTS Memanas!
Penampakan Tower BTS dekat SMAN 1 Parungkuda  | Istimewa

SUKABUMI, PASUNDAN TODAY –  Pembangunan Base Transceiver Station (BTS) milik PT Tower Bersama yang berdekatan dengan SMAN 1 Parungkuda, RT 02/04 Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi,  mendapat penolakan keras dari orang tua siswa, komite sekolah, siswa, siswi, dan guru.

 
Mereka  menyatakan  keprihatinan  mendalam  terhadap  dampak  negatif  yang  mungkin  ditimbulkan  oleh  tower  BTS  tersebut,  khususnya  terhadap  kesehatan  dan  keselamatan  anak-anak  serta  lingkungan  sekolah.
 
“Kami  menolak  keras  pembangunan  tower  ini  karena  mengkhawatirkan  dampak  radiasi  yang  dipancarkan  dalam  jangka  panjang  terhadap  anak-anak  kami,”  ujar  Erni  Wijaya,  salah  seorang  komite  SMAN  1  Parungkuda.
 
Erni  menambahkan,  pihak  sekolah  dan  wali  murid  sepakat  untuk  menolak  pengaktifan  tower  tersebut,  meskipun  sudah  berdiri  dan  dibangun.
 
“Sebelum  pembangunan  itu  sudah  di  rembukan  dengan  pihak  –  pihak  terkait  namun  yang  tidak  menyetujui  tidak  dihiraukan,”  ujarnya.
 
Mereka  menuntut  pihak  provider  untuk  bertanggung  jawab  atas  pembangunan  tower  tersebut,  terutama  dalam  hal  perlindungan  anak,  kesehatan  anak,  dan  perlindungan  aset  elektronik  sekolah.
 
“Entah itu perlindungan anak, kesehatan anak, dan perlindungan aset elektronik sekolah sebagai ganti dari kompensasinya (tidak berbentuk uang),” tegasnya.
 
Senada  dengan  Erni,  Zeffry  Subianto,  salah  seorang  wali  murid,  menilai  bahwa  pihak  perusahaan  terlalu  memaksakan  pembangunan  tersebut.
 
“Harusnya  Pemerintah  Sukabumi  harus  lebih  memperhatikan  masa  depan  anak  bangsa  terlebih  pembangunan  tersebut  tepat  di  belakang  sekolah  bagaimana  dampak  nantinya,  atau  memang  tidak  ada  tim  teknis  yang  cek  ke  lapangan,”  tegas  Zeffry.
 
Zeffry  menambahkan  bahwa  pembangunan  BTS  tersebut  merupakan  pindahan  dari  RW  3/3  Bojongkokosan,  di  mana  perusahaan  tersebut  tidak  bisa  memperpanjang  izin  karena  ditolak  warga  setempat.
 
“Kami  meminta  pemerintah  Sukabumi  agar  bertanggung  jawab  atas  kebijakan  terkait  PBG  dan  SLF  nya  tower  BTS  tersebut,”  pungkas  Zeffry.
 
Kejadian  ini  menunjukkan  perlu  ada  peninjauan  kembali  terhadap  proses  perizinan  dan  pelaksanaan  pembangunan  tower  BTS  di  wilayah  Kabupaten  Sukabumi,  terutama  yang  berdekatan  dengan  kawasan  pendidikan.
 
PENULIS : Anry Wijaya

Share this content:

Post Comment