Sejarah : Kegagalan Negara Pasundan di Indonesia
Sejarah Kegagalan Negara Pasundan Akibat Minim Pendukung
Menurut sejarawan George MC. Turnan Kahin dalam buku berjudul, “Nasionalisme dan Revolusi Indonesia” (1995), kegagalan Negara Pasundan terjadi akibat minimnya dukungan.
Soeria Kartalegawa ditinggalkan oleh para pendukung negaranya karena golongan Republiken lebih mewakili aspirasi rakyat Jawa Barat hampir keseluruhan. Menak Sunda berjuluk Ucha tersebut disinyalir jadi kaki tangan Belanda saat Agresi Militer berkecamuk.
Setelah Negara Pasundan kekurangan pendukung, Soeria Kartalegawa ditentang oleh berbagai kalangan di Parlemen. Parahnya, saking tak ingin Negara Pasundan turun tahta, Soeria Kartalegawa sampai dimarahi oleh ibunya yang pro kepada Republik Indonesia.
Melalui corong radio Ibu Soeria menasihati anaknya untuk kembali pada jalan yang benar. Jangan memihak Belanda dan tertipu oleh penjajah, Republik Indonesia adalah negara yang sah dan membela semua rakyat termasuk orang-orang Sunda.
Namun pertahanan Soeria tetap kokoh, seperti anak yang durhaka pada orang tuanya, Soeria berkoalisi dengan pensiunan tentara KNIL berpangkat Kolonel bernama Santoso. Mereka berdua berkoordinasi menghidupkan kembali Negara Pasundan namun gagal.
Hampir seluruh penduduk di Kota Kembang, Bandung menolak bergabung dengan Negara Pasundan.
Apalagi ketika sebagian dari mereka tahu Soeria adalah pemimpin yang licik, berdalih mewakili hati rakyat tapi pada kenyataannya ingin menyelamatkan kedudukan politis nya dengan Belanda.
Dipecundangi Jenderal Belanda Van Mook
.jpeg)
Soeria Kartalegawa tampaknya telah dipecundangi oleh Jenderal Belanda bernama Van Mook. Awalnya Van Mook menjanjikan kedudukan yang tinggi untuk Ucha apabila Negara Pasundan sukses berdiri.
Namun pada kenyataannya tidak. Ketika Negara Pasundan mempunyai banyak massa, Soeria Kartalegawa menagih janji itu pada Van Mook. Namun Jenderal Belanda ini selalu berkelit sedang sibuk membereskan sengketa wilayah dengan Republik Indonesia Serikat.
Soeria Kartalegawa pun sabar menanti. Di sela-sela penantian posisinya yang tinggi dalam pemerintahan kolonial, Soeria ditugaskan oleh Van Mook untuk mengumpulkan massa Negara Pasundan agar saling mempengaruhi anti terhadap pemerintahan Sukarno-Hatta.
Van Mook juga menyarankan agar Negara Pasundan menguasai Bandung sepenuhnya. Sebab Bandung adalah salah satu wilayah eks-Hindia Belanda yang punya banyak perkebunan. Dan saat itu Bandung adalah harapan Belanda memproduksi kembali komoditi.
Soeria pun menuruti apa kata Van Mook. Namun menjelang akhir 1949 Soeria dipecundangi kedua kali oleh Belanda. Van Mook meninggalkan begitu saja Negara Pasundan seiring dengan pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Kembali pada Pangkuan Republik
Semenjak Soeria Kartalegawa dikecewakan oleh Van Mook, mantan menak Sunda yang loyal itu akhirnya tersadar.
Begitupun dengan para pengikutnya dulu. Ibunya menyadarkan Soeria agar kembali pada pangkuan republik. Alhasil untuk kedua kalinya ia menuruti perintah ibunya.
Share this content:
Post Comment